Tubing, Kota Batu

Serunya Ber-tubing-ria di jeram Brantas

Pusaka Jawatimuran - tubingOLAHRAGA tubing hampir mirip dengan rafting, bedanya alat yang dipakai adalah ban dalam jenis kendaraan besar, kalau rafting yang dipakai adalah perahu karet diisi sampai enam orang, tapi tubing ini setiap ban hanya digunakan untuk satu orang. Jadi berlaku secara individual. Wahana olahraga wisata yang lokasinya bersebelahan atau persisnya di bawah wisata Selecta. Tepatnya, di Dusun Kekep, Desa Tulungrejo, Kecamatan bumiaji, Kota batu ini efektif untuk membentuk character building. Kalau di rafting satu perahu bisa berisi enam orang, maka rasa takut akan hilang karena dihadapi secara berkelompok. Tapi, kalau tubing semua tantangan harus dihadapi sendiri.

TERUS terang, olahraga tubing diantara rombongan kami belum ada yang pernah tahu. Sepanjang perjalanan antara Surabaya – Batu, kami tak henti-hentinya membicarakan olahraga yang terasa “asing” di telinga ini. Akhirnya di antara kami menafsirkan sendiri-sendiri arti olahraga tubing itu.

Pusaka Jawatimuran - tubing 2Misalnya, ada yang memaknai olahraga tubing sebetulnya akronim dari “turun tebing” yang terinspirasi dari olahraga panjat tebing. Ilmu “otak-atik” atau “gathuk-mathuk” ini masuk akal juga, mengingat di Kota Batu juga banyak dijumpai pegunungan atau gunung sehingga terdapat tebing-tebing terjal.

Setidaknya olahraga satu ini termasuk penuh tantangan. Sampai memasuki  kota Batu pun teka-teki soal olahraga tubing ini belum terjawab. Narasumber kami, Fauzi Very Sandi atau yang lebih akrab dipanggil Ojie’ juga belum ketemu juga. Ojie’ adalah pemilik Boenga Batoe, operator olahraga tubing.

Pusaka Jawatimuran - tubing 3Tapi, dia tak hanya melayani tubing saja, namun juga sebagai operator wisata paralayang, air soft gunout-bound trainingfamily gathering, motor trail dan jungle trecking. Tanpa sengaja dalam perjalanan menuju wisata Selecta kami bertemu dengan Ojie’ yang sedang mempersiapkan peralatan tubing. Tum­pukan ban dalam seukuran ban truk jum­lahnya cukup banyak yang ditumpuk di atas mobil jenis jip. Rencananya ban-ban dalam ini akan diangkut ke lokasi tubing.

Setelah omong-omong sebentar, kami diajak serta menuju lokasi yang berse­belahan atau persisnya di bawah wisata Selecta. Tepatnya, di Dusun Kekep, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Di desa ini Ojie’ dan krunya tak langsung menuju lokasi tubing, tapi ha­rus menurunkan ban-ban besar yang sudah dipompa tadi di sebuah rumah yang berfungsi sebagai base camp.

Setelah semuanya beres, para peserta olahraga tubing masing-masing membawa sendiri peralatannya. Jarak lokasi dari base camp dengan start tubing memang cukup jauh dan harus menaiki perbukitan. Para petani sayur sawi yang menjumpai rombongan olahraga tubing ini menyambut ramah dengan lambaian tangan dan senyum khas pedesaan.

Apa itu tubing? Anda pasti pernah bermain dengan ban dalam, entah itu di perosotan di waterpark atau di kolam renang. Nah, tubing ini adalah salah satu kegiatan rekreasi yang menunggang ban dalam di air deras. Setelah masuk di sungai, ikuti saja derasnya arus sungai yang mengalir. Anda bisa menabrak bebatuan di kiri kanan sungai, belok dan berputar 180 derajat.

Pokoknya seru! Sambil river tubing, kita bisa menyaksikan keanekaragaman pemandangan alam. Tapi, Ojie’ khusus olahraga tubing ini punya sebutan sendiri yaitu donat challenge. “Istilah itu yang sering dipakai oleh “Boenga Batoe” outdoor activities. Kenapa dipakai nama donat challenge, karena tantangan arung jeram ini memakai alat sederhana dari ban dalam mobil besar (bus, trailer dll) yang dimodivikasi sedemikian rupa dan bisa dikatakan seperti kue donat.

Permainan ini memiliki keunikan dan tantangan tersendiri, dikarenakan dalam bermain donat challenge di aliran sungai yang lumayan deras membutuhkan kesiapan mental dan fisik yang prima. War adventure game and donat challenge ini dapat dimainkan di semua kalangan terutama yang behubungan dengan keorganisasian sekolah maupun perusahaan dan instansi-instansi pemerintah,” terangnya.

Dari keterangan Ojie’ kami menyimpulkan olahraga tubing hampir mirip-mirip rafting. Bedanya, kalau tubing alat yang dipakai adalah ban dalam jenis kendaraan besar. Kalau di rafting peralatan yang dipakai adalah perahu karet diisi sampai enam orang, tapi tubing ini setiap ban hanya digunakan untuk satu orang. Jadi berlaku secara individual. Perlengkapan seperti life jacketdecker, dan helm wajib dipakai setiap peserta tubing demi keamanan dan kenyamanan karena rintangan yang dilalui lebih banyak lagi.

“Ada beda rafting dengan donat challenge atau tubing ini. Kalau pada tubing character building-nya lebih mengena. Sebab, kalau di rafting satu perahu karet yang berisi lima atau enam orang, maka rasa takut akan hilang karena berkelompok tadi. Tapi, kalau di tubing semua tantangan tak harus dihadapi ramai-ramai dan harus dihadapi sendiri, jadi character building-nya lebih mengena. Perbedaan berikutya kalau rafting pakai dayung tapi kalau tubing sebaliknya tidak pakai dayung. Fungsi dayung cukup diganti dengan tangan. Nah, kalau tubing pakai dayung malah mempersulit,” kata Ojie’.

Walau matahari sudah di atas kepala, tapi panasnya tidak terasa karena hawa dingin pegunungan Batu. Para peserta tubing mengambil star di dam Kali Brantas Kekep menempuh jarak 1,5 km dan finish di jembatan Kekep. Walau jaraknya terbilang pendek, tapi untuk menyelesaikannya butuh waktu agak lama, yaitu sekitar 2,5 – 3 jam dengan sekitar 25 jeram atau rintangan. Walau dengan banyak rintangan, tapi selama ini boleh dibilang zero accident.

“Agar tidak terlalu capek, kami juga menyediakan tempat untuk istirahat di titik tertentu. Di tempat istirahat ini kami sediakan makanan tradisional dan minuman penghangat tubuh seperti kopi jahe atau kopi biasa,” kata Ojie’ yang pangsa pasarnya justru kebanyakan orang-oang bule yang suka dengan tantangan. Menurut Ojie’ karakter sungai Brantas di Kekep memang cocok bila hanya digunakan untuk tubing.

Sebaliknya, bila digunakan untuk rafting kurang bagus karena bentang sungainya terlalu kecil tapi arusnya deras sehingga terjadi penyempitan bila memakai perahu. “Kalau kali dalam keadaan banjir, tak bisa digunakan untuk tubing. Jadi kali ini bisa digunakan tubing ketika dalam keadaan normal dengan kedalaman rata-rata 1,5 meter dengan arus deras. Apalagi airnya masih bersih dan jernih,” Jika Anda penyuka olahraga ekstrem, tak ada salahnya untuk mencoba tubing.

Dijamin, semua adrenalin akan merasa puas. Sebab, tubing merupakan olahraga yang menyusuri sungai jadi tidak perlu khawatir. Ketika melakukan tubing dijamin aman karena pemandunya sudah profesional, dan sangat mengutamakan safety. Tunggu apa lagi, jika Anda kebetulan sedang berlibur di Batu, tak ada salahnya mampir untuk ber-tubing-ria. Rasakan sensasi penelusuran Kali Brantas di Kekep dengan menggunakan ban sebagai pelampung. Selamat berpetualang! Bryan

LAPORAN: FATHONI/HM DJUPRI

‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: SAREKDA Jawa Timur, edisi: 0141, 2012, hlm. 42-43

 

About Pusaka Jawatimuran

Semua tentang Jawa Timur
This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

1 Response to Tubing, Kota Batu

Leave a comment